Info Lowongan Kerja di Bali 2011 |
- EF English First Bali is looking for Admin Staff
- Customer Service Officer (CSO)
- Urgently Needed Controller & Billing Staff (Administrasi Invoice)
- Customer Service Administration
- Chef De Partie
- Office Assistant for Office Manager
- Prinsip “Serahkan Saja pada Ahlinya” Sudah Usang?
EF English First Bali is looking for Admin Staff Posted: 12 May 2013 09:10 PM PDT EF English First Bali is looking for Admin Staff : 1. With a diploma or univ.degree (any major, diutamakan lulusan teknologi informasi/komputer) 2. Female, 20-26 yrs old 3. Hardworking, energetic, sociable and able to work in team 4. Can speak & write in English 5. Experience handling windows/microsoft office Send your CV & photo before May 18th 2013 to Jl. Hayam Wuruk 210-212 Denpasar (attn: Ayu Harywidi) or mail: ayu.harywidi@edukagroup.com Enjoy free study English! |
Customer Service Officer (CSO) Posted: 12 May 2013 07:57 PM PDT PT. Cipaganti Citra Graha adalah perusahaan yang bergerak di sektor riil dengan mengelola beberapa produk jasa yang sangat dibutuhkan demi perkembangan pembangunan di Indonesia. saat ini kami ingin mengundang kandidat profesional untuk bergabung di posisi : Customer Service Officer : - Pria/wanita, usia 19 – 26 tahun - Belum Menikah - Berdomisili di Bali Segera kirim surat lamaran, CV, pas foto terbaru, foto copy Ijazah dan transkrip nilai, foto copy KTP, SIM, dan lampiran lainnya paling lambat 18 Mei 2013 ke : HRD Recruitment PT. Cipaganti Cab. Sanur Jl. Danau Poso No. 2 Sanur – Bali atau email : aul14_1385@yahoo.com Tulis Kode Posisi yang dilamar di pojok kanan atas amplop atau di subjek email.
|
Urgently Needed Controller & Billing Staff (Administrasi Invoice) Posted: 12 May 2013 07:08 PM PDT PT Oasis Waters International merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang Air Minum Dalam Kemasan yang sedang berkembang sedang membuka kesempatan berkarir untuk posisi sebagai berikut : 1. Controller
2. Billing
lamaran dikirimkan ke alamat : Jl. Imam Bonjol 555A, pertokoan Imam Bonjol Square Blok A No.17, Denpasar – Bali atau email ke : hrd_owibali@yahoo.com |
Customer Service Administration Posted: 12 May 2013 06:36 PM PDT |
Posted: 12 May 2013 06:09 PM PDT |
Office Assistant for Office Manager Posted: 12 May 2013 05:17 PM PDT AquaMarine Diving – Bali Seminyak Office vacancy for Indonesian citizen: Excellent English language (spoken & written) detail-oriented, hard working Pro-active, Data entry and office admin Superb organizational/administration skills Excellent keyboard skills (Microsoft Office) Assist manager to manager all aspect of office and dive centre management And scheduling within a busy company Must be immediate start & comfortable w/ dogs Email: Apply@AquaMarineDiving.com State expected salary & available start date |
Prinsip “Serahkan Saja pada Ahlinya” Sudah Usang? Posted: 12 May 2013 04:12 PM PDT Akses internet yang begitu mudahnya saat ini, menjadikan pengetahuan seolah sudah jadi semurah kacang goreng. Kita mengalami banjir informasi. Tiba-tiba kita merasa lebih "in the know" daripada waktu-waktu sebelumnya. Bahkan banyak ilmu yang dulunya tidak populer, kini menjadi demikian populer, dengan frekuensi informasi yang bertubi-tubi, melalui sosial media, blogs, dan lain-lain. Kita bisa belajar menari, menonton cara memasak, cara membuat sabun, bahkan cara membuat bom dan apapun dalam internet. Bila beberapa dekade yang lalu orang membayar mahal untuk pergi ke konsultan perkawinan, ahli finansial, konsultan bisnis, sekarang kesemua ilmu itu ada di buku-buku populer, yang ditulis oleh orang yang "tahu", tetapi tidak terlalu berpengalaman sekali. Kita sudah berada di era "everyday expert" yang sudah tidak bisa dihindari, ditolak, ataupun dilecehkan Dulu kita kadang mengatakan, "Serahkan saja pada ahlinya". Namun, pernyataan ini sekarang menjadi kontradiksi, karena kita dihadapkan pada situasi di mana sulit membedakan mana yang benar-benar ahli karena ilmu dan pengalaman, dengan mereka yang menjadi pengamat dan kemudian bisa memberikan kata-kata "cerdas" dan "bertuah" layak ahlinya. Orang dengan mudah menulis dan mempublikasikan tips. Orang dengan mudah membuat analisa politik. Bahkan, ajang analisa, tanpa proses edit, disediakan oleh harian-harian terkemuka. Fasilitas media sosial, bukan sekadar berubah menjadi ajang penjualan online saja, tetapi juga ajang pengajaran kilat. Kita tidak bisa mengatakan pembicaraan para “pemula” ini sebagai hal yang ngawur, karena apa yang mereka ulas masuk akal, juga berguna bagi orang yang belum tahu dan membutuhkan. Kita bisa menikmati hasil pengalaman sehari-hari, dan pengkajian individu terhadap beberapa tulisan, menjadi subyek yang menarik. Dalam sekejap, masyarakat tiba-tiba bisa memproklamirkan seseorang menjadi "ahli". Memang, dalam era internet seperti ini, "bias" ilmu individu tidak dites lagi oleh penggunanya. Jadilah banyak orang kemudian bisa menjadi "All-Star Adviser" Kita bisa melihat betapa ahli-ahli yang sebenarnya, menjadi kehilangan pasar karena para amatir sudah “berjalan sendiri”. Jalur ekspertis, sudah menjadi singkat secara dramatis. Misalnya saja, gadget canggih yang memberi kemudahan bagi kita untuk memotret dan mengedit foto dalam hitungan detik, membuat "ahli fotografi" kemudian berjamur di mana-mana. Bagaimana kualitas foto yang mereka hasilkan? "Not bad", kata orang. Kita sedang menghadapi era dimana para "partial pro" sudah laku dan terpakai. Pertanyaannya, apakah kemudian kita memang tidak perlu lagi mengembangkan keahlian yang mendalam? Apakah organisasi masih membutuhkan individu yang benar-benar ahli di beberapa posisi, atau situasi? Tidak ada jalan pintas Saat sekarang, terhadap ekspertis pun sudah terjadi demokratisasi. Siapa pun boleh bicara mengenai ilmu apa pun. Melalui internet dan berbagai bacaan, orang-orang awam yang pandai bisa mempelajari ilmu tertentu, misalnya ilmu kedokteran atau bahkan ilmu bedahnya. Namun, untuk menjadi ahli bedah yang andal, ada proses yang tidak bisa ditawar-tawar. Dibutuhkan jumlah praktek intensif berkualitas untuk bisa mengembangkan keahlian ini. Jadi, kita tetap bisa meyakini bahwa proses menjadiexpert, tidak terjadi dalam semalam. Kita bisa melihat banyak lembaga atau organisasi yang “memelihara” para ahli sampai usia yang terlalu lanjut, tanpa berpikir keras untuk mempersiapkan suksesinya. Ini tentu hal berbahaya pada saat organisasi berkembang. Bisakah kita meng-kloning seorang ahli, misalnya saja salesman yang jagoan, dengan anak muda yang masih mentah? Keahlian seorang salesman memang nampaknya sederhana, tetapi perjuangannya, pengorbanannya, mawas diri dan proses belajarnya, sampai ia trampil melihat peluang, jago mendekati pelanggan, tahu kapan bertahan harga dan bernegosiasi, tidak bisa dipelajari dalam semalam. Tidak ada jalan pintas. Waktu yang dibutuhkan seseorang untuk bisa mengklaim dirinya sebagai ahli, umumnya tidak kurang dari 5 tahun sejak ia pertama berkecimpung di bidangnya. Itu pun dengan perhitungan, ia melakukan praktik secara intensif dan melakukan problem solving secara terus-menerus. Seorang ahli manajemen menyatakan bahwa setiap organisasi perlu memikirkan untuk membangun kapasitas orang-orang melalui mentoring, yaitu dengan menjadikan para ahli sebagai tempat bertanya, tempat menyelesaikan masalah, dan juga tempat mengembangkan kekuatan perusahaan misalnya "product knowledge", inovasi, atau servis. Fokus pada expertis Pernyataan ini tentu menyesatkan. Bayangkan apa jadinya bila individu tidak memelihara, tidak mempertajam, bahkan menelantarkan keahliannya? Siapa yang akan memberi nilai tambah pada perusahaan? Siapa yang akan mempercanggih lembaga? Tanpa expertis, lembaga akan berhadapan dengan potential loss di depan mata. Seorang ahli mengatakan setidaknya untuk membentuk seseorang sampai menjadi ahli, ia harus betul-betul masuk ke dalam kegiatan tersebut, dan mengalami pahit manisnya. Sambil mendalaminya, perlu ada tanya jawab yang sangat intensif baik oleh pembimbingnya, maupun oleh yang dilatih. Mempertajam keahlian bisa dilakukan dengan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan perlu bersifat diagnostik, dan selalu diarahkan pada problem solving yang empiris. Kiatnya adalah: "OPPTY": observation, practice, partnering, problem solving, dan taking responsibility. Ternyata keahlian tidak gampang diwariskan. Perlu ada kegiatan yang serius untuk pengembangan ini. Hanya dengan “mengulik" secara intensif dan mendalam, seorang expert bisa ditumbuhkan. (Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant) |
You are subscribed to email updates from Informasi Lowongan Kerja di Bali 2010 To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar